✓ Rukun Khutbah Jumat (Lengkap) Beserta Arti dan Tata Caranya

Khutbah sholat jumat adalah salah satu rukun wajib saat melakukan sholat jumat, yang mana sholat jumat sendiri merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslim laki-laki. Mengerjakan sholat jumat ini hukumnya wajib atau fardu’ain.

rukun khutbah jumat

Pelaksanaan ibadah sholat jumat dilakukan pada hari jumat memasuki waktu dzuhur. Ketika seseorang laki-laki sudah melaksanakan sholat jumat maka kewajiban sholat dzuhurnya pun digugurkan.

Salah satu syarat sah pelaksanaan sholat jumat yaitu didahului dengan dua khutbah yang dilakukan sebelum sholat jumat.

Khutbah jumat ini diadakan sebanyak dua kali yaitu khutbah pertama dan khutbah kedua yang dipisah dengan duduk oleh khotib.

Khutbah jumat sendiri memiliki rukun yang wajib dipenuhi. Terdapat lima rukun khutbah jumat yang mana disyariatkan menggunakan Bahasa arab, dilakukan dengan tertib sesuai urutan dan berkesinambungan atau muawalah.

Syarat Khutbah Jumat

Sebelum naik ke atas mimbar, ada baiknya calon khatib mengenal ketentuan lainnya terlebih dahulu. Seperti misalnya syarat khutbah Jumat. Perlu untuk diketahui, khutbah pada shalat Jumat masuk dalam bagian rukun shalat Jumat.

Penyampaian khutbah Jumat juga terbagi menjadi dua sesi. Berikut syarat khutbah Jumat yang perlu diketahui oleh calon khatib:

  1. Khatib harus laki-laki
  2. Khatib harus suci dari hadas besar maupun kecil
  3. Khatib harus menutup aurat
  4. Khatib harus berdiri bila mampu
  5. Khutbah harus dilakukan pada saat dzuhur usai azan ke-2 shalat Jumat
  6. Isi rukun khutbah baik yang pertama dan kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah pria
  7. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan sebentar dirinya di antara dua khutbah
  8. Khutbah pertama dengan kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu pun antara khutbah dengan shalat Jumat
  9. Rukun-rukun khutbah Jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab

Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai rukun khutbah jumat

Rukun khutbah jumat

  • Pertama, memuji kepada Allah dikedua khutbah

Rukun khutbah yang pertama disyaratkan mengucapkan kata hamdun, atau lafadz yang satu akar katanya seperti alhamdu, ahmadu dan nahmadu. Dalam mengucapkan kata Allah, tidak cukup hanya menggunakan asma Allah yang lain.

Misalnya pelafalan yang benar seperti Alhamdu lillah, nahmadu lillah dan lillahi alhamdu. Sedangkan pelafalan yang salah seperti asy syukrulillah karena tidak memakai akar kata hamdun.

Sesuai apa yang disampaikan syekh ibnu hajar al-haitami,

“Disyaratkan adanya pujian kepada Allah menggunakan kata Allah dan lafadh hamdun atau lafadh-lafadh yang satu akar kata dengannya. Seperti alhamdulillah, ahmadu-Llâha, Allâha ahmadu, Lillâhi al-hamdu, ana hamidun lillâhi, tidak cukup al-hamdu lirrahmân, asy-syukru lillâhi, dan sejenisnya, maka tidak mencukupi.”(Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, al-Minhaj 2011, juz.4, hal. 246)

  • Kedua, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW di kedua khutbah

Dalam pelaksanaannya membaca shalawat Nabi harus menggunakan kata al shalatu dan lafadz satu akar kata dengannya. Sementara untuk menyebut asma Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan nama Muhammad, bias juga menggunakan asma seperti al Rasul, Ahmad, al Nabi, al Basyir, Al Nadzir dan lain-lain.

Penyebutannya harus menggunakan isim dhahir, tidak diperbolehkan menggunakan isim dlamir atau kata ganti menurut pendapat yang kuat.

Contoh pelafalan membaca shalawat yang benar yaitu “ash-shalâtu ‘alan-Nabi”, “ana mushallin ‘alâ Muhammad”, “ana ushalli ‘ala Rasulillah”

Sesuai yang disampaikan Syekh Mahfuzh al-Tarmasi bahwa

“Shighatnya membaca shalawat Nabi tertentu, yaitu komponen kata yang berupa as-shalâtu beserta isim dhahir dari beberapa asma Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallama”. (Syekh Mahfuzh al-Tarmasi, Hasyiyah al-Turmusi, Jedah, Dar al-Minhaj, 2011, juz.4, hal. 248).

  • Ketiga, berwasiat dengan ketakwaan dikedua khutbah

Rukun khutbah yang ketiga berwasiat tentang ketakwaan yang prinsipnya mengandung pesan kebaikan yang mengajak pada ketaatan kepada Allah dan menjauhi kemaksiatan. Contohnya seperti,

  • Athi’ullaha (taatlah kalian kepada Allah)
  • ittaqullaha (bertakwalah kalian kepada Allah)
  • inzajiru ‘anil (makshiat, jauhilah makshiat)

Pesan yang terkandung tidak hanya sebatas mengingatkan akan tipu daya dunia, akan tetapi mampu mengajak ketaatan dan menjauhi kemaksiatan

  • Keempat, membaca ayat suci Al-Quran disalah satu dua khutbah

Rukun keempat khubah jumat yaitu membaca ayat suci Al Quran dalam khutbah. Dengan membaca ayat suci Al Quran akan memberikan pemahaman makna dan penyampaian khutbah yang sempurna. Seperti berkaitan dengan janji-janji, ancaman, mauizhah, cerita dan lain-lain.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ 

“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah orang-orang yang jujur”. (QS. at-Taubah: 119).

Membaca ayat al-quran lebih diutamakan dilakukan pada khutbah pertama.

  • Kelima, Berdoa untuk seluruh kaum mukmin di khutbah terakhir

Rukun yang kelima yaitu mendoakan seluruh kaum muslimin dalam isi khutbah jumat. Isi kandungan doa yang disyaratkan mengarah pada nuansa akhirat.

Contohnya seperti,

  • Allahumma ajirnâ minannâr (ya Allah semoga engkau menyelematkan kami dari neraka)
  • Allâhumma ighfir lil muslimîn wal muslimât (ya Allah ampunilah kaum muslimin dan muslimat)

Sesuai dengan yang disampaikan syekh Zainuddin al-Malibari, mengatakan bahwa

“Rukun kelima adalah berdoa yang bersifat ukhrawi kepada orang-orang mukmin, meski tidak menyebutkan mukminat berbeda menurut pendapat imam al-Adzhra’i, meski dengan kata, semoga Allah merahmati kalian, demikian pula dengan doa, ya Allah semoga engkau menyelamatkan kita dari neraka, apabila bermaksud mengkhususkan kepada hadirin, doa tersebut dilakukan di khutbah kedua, karena mengikuti ulama salaf dan khalaf.”

(Syekh Zainuddin al-Malibari, Fathul Mu’in Hamisy I’anatut Thalibin, Surabaya, al-Haramain, tanpa tahun, juz.2, hal.66).

Demikianlah, penjelasan lengkap mengenai lima rukun khutbah jumat. Semoga bermanfaat!

Delfin Jefriansyah
Delfin Jefriansyah Ahlan wa Sahlan di Blog Kak Delfin :)